July 15, 2012 |
kadang kesal
dan masih terkial
melakar potret ad-deen
pada setiap yang ku ucap
pada setiap yang ku perbuat
dengan setiap anggota
yang tidak dan yang terlihat
mengapa potret?
kerana ianya representasi artistik
yang semampu hampir dengan subjek
yang semampu hampir dengan subjek
--------------------------
Aku kira proses membina diri untuk jadi lebih baik itu seperti perjalanan dari novice ke amateur ke expert dan kemudiannya master. Dari teks reading comprehension LSP402, katanya dalam meniti perubahan itu, garis pemisah antara tingkatan berbeza itu semakin sukar dikenalpasti. Lebih jauh kita pergi, lebih lama masa yang perlu untuk progres. Saat peningkatan dari novice ke amateur itu rasanya teramat singkat dan disitu lah titik dimana efek Dunning-Kruger menghentam. Kita jadi rasa sesingkat itu juga kita bisa progres dari amateur ke expert walhal hakikatnya ianya mengambil masa serta jatuh bangun yang mungkin luar dari jangkaan minda.
Saat sampai ke amateur dari novice itu indah. Tapi perjalanan masih jauh. Ujian semakin halus. Kadangkala seperti puddle air kecil atas lantai marmar. Tak terperasan. Sedar-sedar sudah tergelincir terduduk mengaduh kesakitan. Bangun. Terus jalan :)
May Allah guide us all.
2 comments:
Nice..
A portrait is always never the same, though it may be of the same person's.
For instance it may be my face you pick to work on a canvas, or a glossy photo-paper, or a song-writer's music sheet, or a poet's micro-cells.. you will never get the same effect, never the same result each time. Hari ni my portrait may appear sadder then yesterday's, but still me, not another being..
hehe.. sesaja je nak usik2 you. dik.. you have a great perspective on life and its philosophical attachments.. a rare species, a power to reckon with, thumbs up!
just some random thoughts. hee~
Post a Comment