|
you walk in your shoes, i walk in mine. don't simply judge the way i walk
for you never know if i got blister on one of my foot. #this is spontaenous |
off-topic sebentar.
The awkward moment when you saw a stranger two seats away from you is sketching almost the exact thing you are trying to sketch which is not something in front of your eyes but the imagination in your head.
Semester ini aku berjaya mengambil ko-k. Catan namanya.
----------------------------------------------------------
Setiap hari jumaat akan ada kelas khas buat para gadis/wanita, pendek kata, siapa sahaja yang bergelar perempuan. Sebuah kelas pendek yang membicarakan perihal wanita. Satu jam sahaja namun sedikit sebanyak cukup untuk refleksi diri pada sayyidul ayyam, jumaat setelah menghadapi seminggu yang hectic (hectic ka? ce tunggu minggu depan bila lab pharmaco & physio start. erkk).
Kali ini, hal yang dibicarakan adalah tentang sopan. Sopan Itu Cantik tajuknya.
Pada akhir bicara, sister yang memberi pengisian hari ini membuka sesi sharing -
apakah ciri wanita solehah yang sedang kamu berusaha dapatkan?
Ada beberapa sisters tampil/diminta tampil untuk berkongsi. Sungguh struggle setiap manusia itu berbeda. Ada yang struggling untuk menanam sifat sabar dalam diri. Ada yang struggling mahu menuntut ilmu dan mengamalkannya. Dan macam-macam lagi. Masing-masing berjalan dalam kasut sendiri. ('Kasut' yang 'berjenama' Islam semuanya, insha-Allah)
Sejenak aku terfikir, wanita solehah sudah tentu seorang muslimah - seorang wanita yang berserah diri sepenuhnya kepada Tuhannya. Izinku tambah lagi, seorang wanita yang hidupnya berpaksikan cinta pada Pencipta. Andai saja menjadi wanita itu semudah jari-jemariku menari di papan kekunci untuk membicarakan tentang itu. Rasa aku, menjadi seorang muslimah adalah ciri wanita solehah yang cukup mencabar untuk dapatkan. Kerana adakalanya dunia ini tampil cukup menarik hingga mungkin separa jiwaku tanpa sedar tertarik.
'Kasut' seorang muslimah itu adalah yang paling indah. Incomparable jika mahu dibandingkan dengan apa pun. Dari suatu sudut yang sangat tidak accurate, 'kasut' seorang muslimah itu bisa diumpamakan seperti loafer yang cantik, just perfect (haute couture gitu~) dan amatlah selesa. Bahkan sebenarnya 'kasut' seorang muslimah itu lebih awesome sebab boleh dipakai dalam apa occasion sekalipun, dalam apa jua keadaan, dimana pun muslimah itu berada. Manakala 'kasut' yang dunia offer bisa diumpamakan macam 5-inch stiletto yang superseriously cun yang amat (aku juga pernah gilakan stilettos and 3-inch wedges =.=") tapi adakalanya cukup 'torturing' pada tubuh atau kalau selesa sekalipun, tidaklah dapat dielakkan dari kesan negatif pada tulang belakang. Begitulah perumpamaannya...dan more often than not, kita cukup jelas apa yang terbaik buat kita tapi.....
Dan kelmarin aku jatuh cinta, pada sebuah lagi puisi karya Sapardi Djoko Damono.
Dalam diriku mengalir sungai panjang,
Darah namanya;
Dalam diriku menggenang telaga darah,
Sukma namanya;
Dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
Dan karena hidup itu indah,
Aku menangis sepuas-puasnya