|
..you tell me. (Seoul Land, 2012) |
kahwin.
rasa awkward kadangkala bila hendak bicara tentangnya. meski berkali juga disoal dan berbicara tentangnya, biar gurauan mahupun secara serious. masih..awkward itu ada, barangkali kerana bukanlah taken or tied, yang paling sure - malaikat maut confirm akan datang jemput, masa dan cara itu bukan dalam bidang ilmuku. Maka kalau diikutkan, lebih sesuai jika aku bicara tentang sesuatu yang I'm clearly engaged to, which is my studies. Bicara tentang klebsiella, glomerular filtrate, buffer solution, nernst equation, health belief models. Haha Anyhow, mahu juga kuteruskan tentang this K thingy kerana terjumpa 3 perkara menarik tentangnya -
#1 Sebuah Penulisan
dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara
mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru
“aku bertemu dua lelaki”, dia memulai cerita
dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu
aku menerka demikian pula wajahnya
“kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa menolak
jika mereka punya kehendak”
“oh ya?”, kudengarkan sambil dalam hati mengucap “Rabbi..”
“lelaki pertama berparas titisan yusuf,
hartanya warisan sulaiman, gagahnya serupa musa”
wanita itu berhenti, sejenak menghela nafasnya
aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku
“dan tahukah kau”, suaranya cekat kini,
“setelah bicara padanya, aku pulang terpesona
merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan
bercakap dengan insan paling bijaksana”
aku tak ingin tahu lebih banyak,
jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua
dan sepertinya dia tersenyum
“seusai berbincang dengan lelaki kedua”, katanya
“aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona
merasa menjadi wanita paling jelita
merasa diriku perempuan paling cendikia”
“jadi di antara mereka”, tanyaku sambil mengepalkan jemari
“siapa yang lebih tampan, siapa yang lebih mengagumkan?”
kurasa dia tersenyum lagi, menertawakanku barangkali
“laki- laki pertama lebih mencintai dirinya sendiri
dia bersukacita saat menebarkan pesona
dia bahagia ketika banyak hati memujanya”
“laki-laki kedua mempesona bukan karena dirinya
daya pikatnya ada pada perhatiannya, yang membuatku
merasa ada, merasa bermakna, merasa berharga”
“jadi”, aku menyimpulkan perlahan, “kau memilih yang kedua?”
dia tersenyum lagi, “aku telah mendapatkan yang ketiga”
“laki-laki suci; yang memuliakanku dengan menikahiku
dia menjaga kesuciannya dengan pernikahan
dia menjaga pernikahannya dengan kesucian
dia berupaya untuk mempunya pesona lelaki pertama, tanpa mengumbarnya
dia belajar memiliki pesona lelaki kedua untuk mengagungkan isterinya
meski jauh dari sempurna, dia mengingatkanku pada sabda Sang Nabi;
sebaik-baik lelaki adalah yang paling memuliakan perempuan”
aku tersenyum kini,
“tunggu, apakah engkau ini isteriku?”
#2 Sebuah penulisan...juga
Diringkaskan cerita - There's this one guy telah merasa perlunya bernikah. Walaubagaimanapun, tidak dipersetujui kedua ibu bapanya dengan alasan dia masih belajar.
The Mother : Nikah saat kuliah, memangnya anak isterimu mau dikasi makan apa? Dipikirkan yang dalam ya Nak.. jangan bicara lagi masalah nikah sebelum kamu lulus ya!"
The Guy : Tapi, banyak godaan Bu..Nggak (Tidak) kuat!
The Father : Puasa, puasa! Katanya belajar agama, gitu aja nggak ngerti.
Hampa. Beberapa semester berlalu....
The Guy : Pak, saya sudah lulus.. tentang pernikahan...?
The Father : Eh, lulus itu artinya kamu pengangguran baru!
The Mother : Iya Nak... kamu konsentrasi cari kerja dulu ya...
Hampa. Waktu berganti
The Guy : Pak..Bu..Emm saya kan sudah kerja sekarang..
The Father : Kerja apa? Serabutan gitu! Tidak menyambung kuliahmu. Hh.. Dengarkan! Bapak mau bicara baik-baik. Kamu cari pekerjaan yang mapan dulu, baru kita bicarakan pernikahan!
Hampa. Waktu berjalan...
The Guy : Pak..saya sudah bekerja seperti harapan bapak...
The Father : Lah, kamu itu berangkat kerja saja masih pakai motor yang bapak belikan. Nanti, cakap tentang nikahnya kalau kamu sudah punya kereta..
Beberapa waktu kemudian...
The Guy : Pak..Bu..saya sudah punya kereta...
The Mother : Tapi nanti mau tinggal di mana Nak? Cuba ya, kamu usahakan punya rumah dulu..
Suatu hari...
The Guy : Pak..Bu... Rumahnya sudah jadi! Jadi, kapan saya dinikahkan?
The Parents : Aduh Nak...umurmu sudah 55.. Siapa yang mau?
Kata penulis asalnya, "masukkan kisah ini dalam rekod hal-hal yang tak boleh terjadi di jalan cinta pejuang. Saya tidak meminta anda menjadi penentang orang tua. Tidak. Ini bukan soal patuh, taat atau membangkang. Bukan disitu masalahnya. Masalahnya ada pada pendirian kita. Bangunlah ia sejak kini, agar kita memiliki kuasa pada pilihan-pilihan kita sendiri. Jadilah anak yang berbakti juga berpendirian. Mulailah dengan visi yang jelas, masa depan yang terrencana, kedewasaan dan keberanian bersikap. Di jalan cinta para pejuang kita selalu berkelana dalam pilihan. Dan itu memerlukan keberanian."
dari Jalan Cinta Para Pejuang, karya Salim A. Fillah.
#3